Kenali User-Generated Content alias UGC untuk Strategi Marketing

0
222
user generating content

User-Generated Content atau UGC merupakan salah satu strategi marketing yang sering digunakan saat ini. Sesuai namanya, ini merupakan jenis konten yang berpusat pada user atau pengguna. Meski begitu, sebenarnya UGC bisa menjadi strategi marketing yang efisien. Asalkan, brand tahu bagaimana cara mendorong pelanggannya untuk membuat konten seputar produk. Yuk, kupas bersama soal penerapan User-Generated Content sebagai strategi marketing!

Apa itu User Generated Content (UGC)?

User-Generated Content, atau kadang disebut juga dengan User-Created Content, merupakan jenis konten yang dibuat, dipublikasikan, dan/atau dikirimkan oleh pengguna produk dari suatu brand. Bentuknya bisa sangat beragam, mulai dari gambar, video, ulasan, testimoni, hingga postingan media sosial yang masih berhubungan dengan produk.

Lalu, bagaimana brand bisa mendorong pelanggan untuk membuat UGC? Ada banyak pendekatan yang bisa kamu coba agar customer mau membuat UGC dengan sukarela. Misalnya dengan memperkenalkan produk yang dapat dipersonalisasi.

Pendekatan seperti ini pernah diterapkan oleh brand minuman ringan ternama, Coca Cola. Lewat kampanye “Share a Coke”, mereka membuat kaleng Cola yang dapat diberi nama. Untuk menjaga momentum, pelanggan diminta untuk berbagi foto saat sedang menikmati minuman dengan kaleng Cola pribadi mereka di media sosial. Hasilnya? Pelanggan menjadi pengiklan tanpa perlu dibayar.

Mengapa UGC Penting untuk Brand?

Dari kasus Coca Cola di atas, bisa diketahui bahwa User-Generated Content bisa menjadi strategi marketing yang efisien. Selain itu, konten ini juga dapat:

Menuntun keputusan pembelian

Kembali pada case Coca Cola. Ketika kemudian media sosial penuh dengan gambar kaleng Cola yang dilengkapi nama, tentu akan lebih banyak orang penasaran, terutama jika audiens bisa merasa terhubung dengan UGC yang beredar, misalnya karena nama mereka pun ternyata ada di kaleng Coca Cola. Tanpa banyak disadari audiens, hal ini telah “mendorong” mereka untuk melakukan pembelian produk Cola dengan desain kaleng yang dilengkapi nama.

Hemat biaya pemasaran

Seperti namanya, UGC merupakan konten yang dibuat dan dipublikasikan oleh pelanggan. Tidak ada campur tangan brand kecuali dengan menghadirkan produk atau kampanye yang mendorong pelanggan membuat konten. Otomatis, strategi ini pun dapat menekan biaya pemasaran.

Memunculkan kepercayaan

UGC juga dapat membuat audiens lebih percaya dengan produk dari brand. Ini karena konten dibuat oleh sesama konsumen sehingga menampilkan citra yang terasa lebih dekat dengan audiens. Saat audiens bisa relate dengan UGC, maka mereka pun akan lebih mudah percaya dengan brand.

Mempromosikan keaslian

Laporan dari Stackla menemukan bahwa 51% konsumen yang disurvei percaya bahwa UGC adalah konten autentik. Alasannya tak lain karena konten dibuat oleh orang dari luar brand. Konten yang diproduksi pun tidak terlihat bias karena menceritakan pengalaman pribadi konsumen.

5 Tips Menerapkan User Generated Content

Untuk mulai menerapkan UGC sebagai strategi marketing, kamu bisa belajar dari kasus Coca Cola tadi dan mulai menerapkan langkah-langkah berikut:

Punya branding

Inilah hal paling penting dari UGC, yaitu branding. Pastikan produk yang kamu tawarkan punya branding yang memang menarik konsumen untuk posting konten. Tidak harus seperti Coca Cola yang membuat personalized product, coba deh ciptakan branding yang jelas dan bisa relate dengan audiens. 

Misalnya, katakanlah kamu menjual produk makeup. Kamu bisa mengemas produk dengan packaging yang unik sehingga pelanggan bisa membuat konten unboxing yang menarik.

Pahami target audiens

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, kamu juga harus paham betul dengan target audiens. Coba bayangkan audiens produkmu adalah seseorang dengan identitas yang jelas. Katakanlah kamu ingin menjual piyama untuk remaja. Buatlah detail yang lebih spesifik; remaja yang seperti apa? Laki-laki atau perempuan, range usia berapa, apa kebiasaannya, marketplace mana yang lebih sering dituju, media sosial mana yang lebih sering dipakai?

Selalu meminta izin

Jika ingin menggunakan UGC sebagai bagian dari strategi marketing, pastikan untuk selalu meminta izin. Konsumen memang membuat konten dengan produkmu, tapi bukan berarti kamu bisa menggunakannya sesuka hati, ya. Pendekatan yang sopan seperti ini bukan cuma memudahkan pengambilan konten, tapi juga membangun citra yang baik di mata pelanggan.

Menawarkan sesuatu sebagai timbal balik

Tak ada salahnya untuk memberi timbal balik kepada pelanggan yang sudah membuat UGC. Cara ini akan mempertahankan loyalitas mereka. Bahkan ada kemungkinan mereka akan membuat konten baru lagi dari timbal balik yang kamu beri.

Beri penjelasan seputar konten

Kamu juga bisa coba approach pelanggan setia untuk membuat UGC. Jelaskan kepada mereka konten seperti apa yang ingin kamu dapatkan. Dengan begitu, hasil dari strategi akan lebih mudah untuk diprediksi dan pelanggan pun tidak kesulitan membuat konten.

Dari sini, bisa disimpulkan kalau User-Generated Content dapat menjadi strategi marketing yang efisien, terutama dari segi biaya. Kamu tak harus mengeluarkan bujet besar untuk promosi karena pelanggan sudah melakukannya secara sukarela. Selain UGC, kamu juga bisa boosting produk barumu dengan bantuan influencer di Allstars, platform marketing influencer pertama di Indonesia. Klik di sini untuk detail selengkapnya, ya!

Baca juga: Ingin Punya Story IG Aesthetic?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini