Pahami 4 Jenis Social Proof yang Cocok Diterapkan oleh Brand

0
281
social proof

Akhir-akhir ini, istilah “social proof” sering terdengar di dunia marketing dan dianggap sebagai sebuah fenomena psikologi yang bisa mendorong strategi marketing sebuah brand. Hal ini juga tercermin dari semakin banyaknya pelanggan yang mengalami kondisi tersebut, sehingga brand pun perlu mengikuti perkembangan audiensnya. Namun, apakah sebenarnya itu?

Pengertian Social Proof dan Alasan Brand Harus Menjalankannya

Adalah suatu fenomena sosial yang menjelaskan perilaku individu. Pada dasarnya, hal ini adalah gagasan bahwa seseorang akan meniru perilaku orang lain saat dihadapkan pada situasi tertentu. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1984 oleh Robert Cialdini yang merupakan seorang psikolog. Cialdini menggunakan istilah social proof untuk pertama kali dalam buku Influence.

Lalu, apa kaitannya social proof dengan strategi marketing suatu brand? Fenomena ini sebetulnya langsung terjadi pada konsumen. Misalnya ketika mereka akan berbelanja, tetapi masih ragu dengan produk yang dipilih. Mereka kemudian akan mencari rekomendasi, ulasan, atau tutorial dari orang lain sebelum akhirnya mengambil keputusan.

Social proof ini lantas menjadi bukti bahwa untuk menjangkau pelanggan baru, maka kamu harus memperhatikan pelanggan yang sudah ada. Jika dikelola dengan baik, fenomena sosial ini pun bisa menjadi suatu strategi marketing yang efektif.

4 Jenis Social Proof yang Bisa Diterapkan Brand

Nah, dalam dunia marketing ada bermacam-macam jenisnya. Berikut adalah beberapa contoh yang sering diterapkan, yaitu:

Studi kasus

Studi kasus merupakan analisis mendalam berbasis data tentang produk atau layanan yang kamu berikan kepada pelanggan. Biasanya, social proof model studi kasus ini digunakan pada produk software atau aplikasi. Ada juga yang menggunakan untuk memaparkan cara kerja suatu layanan. Model ini umumnya menjelaskan bagaimana produk bekerja untuk memudahkan pekerjaan pelanggan.

Misalnya, Google Cloud menjelaskan bagaimana penyimpanan cloud mereka dapat memudahkan sekolah dalam mengelola data siswa dan mengamankan rekam medis pasien rumah sakit. Lalu, dalam penjelasan tersebut juga ditampilkan data bagaimana penyimpanan cloud dapat menghemat biaya dan mempercepat proses.

Testimoni & review

Testimoni dan review dari pelanggan yang sudah menggunakan produk pun bisa menjadi social proof yang efisien. Dari data Bright Local, diketahui bahwa 88% konsumen memercayai testimoni dan review yang mereka baca di internet. Bahkan pengaruhnya sama seperti rekomendasi yang mereka dapat dari orang terdekat, lho!

Testimoni dan review bisa didapat dari mana saja. Kamu bisa meminta langsung kepada pelanggan atau mengambilnya dari media sosial produk. Pilihlah testimoni yang menjelaskan pengalaman pelanggan dengan jelas dan runut. Akan lebih baik lagi kalau pelanggan juga mencantumkan identitas mereka agar tidak dianggap sebagai bot atau interaksi yang tidak organik.

User-generated content

Selanjutnya ada user-generated content atau UGC. Model social proof yang satu ini mirip dengan testimoni dan review. Namun, vibe dan citra yang ditampilkan lebih autentik karena konten dibuat langsung oleh pelanggan.

Biasanya, UGC hadir dalam bentuk konten yang dibuat dan diunggah ke media sosial pelanggan. Wujudnya bisa sangat bermacam-macam, mulai dari tulisan, audio, foto, gambar, hingga video. Media sosial yang paling sering digunakan untuk posting UGC adalah Instagram.

Agar UGC lebih terarah, kamu bisa membuat kampanye dengan menggunakan hashtag. Jadi, ketika nanti pelanggan ingin membuat UGC, mereka bisa memakai hashtag tersebut. Penggunaan hashtag juga akan memudahkan audiens menemukan konten UGC lain yang masih berhubungan.

Influencer marketing

Social proof yang terakhir adalah influencer marketing. Strategi yang satu ini melibatkan influencer untuk mempromosikan produk melalui konten mereka.

Saat ini, strategi influencer marketing banyak digunakan karena dinilai bisa mendatangkan customer baru dalam jumlah banyak. Maka, tak mengherankan jika kini banyak brand yang menggandeng influencer untuk memperkenalkan produk, terutama influencer dengan tingkat engagement tinggi.

Terlebih, jika influencer bisa membuat konten yang dapat membuat audiens merasa relate dengan produk. Bisa dipastikan, produk akan lebih mudah menarik pelanggan baru!

Baca juga : Seberapa Penting sih Social Media Presence buat Usaha

Tertarik untuk mulai menerapkan strategi influencer marketing sebagai social proof? Sebagai platform influencer marketing pertama di Indonesia, Allstars siap menghubungkan brand milikmu dengan influencer yang tepat untuk mempromosikan produk, meningkatkan awareness dan juga engagement, serta melebarkan distribusi informasi brand ke target market baru. Yuk, mulailah strategi bersama influencer Allstars dengan klik di sini!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini