Kamu seorang pemilik brand atau sering bekerja sama dengan para influencer? Jika kamu adalah salah satunya. Pasti akan sering berhadapan dengan yang namanya Scope Of Work Influencer atau yang biasa disingkat dengan SOW Influencer. Namun, bagi kamu yang belum tahu, berikut kami hadirkan contoh bagaimana menghadirkan SOW Influencer yang mudah dimengerti!
Apa itu SOW Influencer?
Jika diartikan secara khusus. Scope Of Work Influencer adalah instruksi atau brief yang berisikan hal-hal apa saja yang nantinya harus dilakukan. Oleh influencer saat menjalankan perannya di sebuah campaign atau project.
SOW menjadi begitu penting karena menjadi pondasi dalam sebuah campaign atau project yang akan dijalankan bersama oleh brand dan influencer. Dengan adanya SOW, kerja sama yang berjalan bisa diatur sesuai dengan perjanjian yang ada. Walaupun tiap marketing influencer memiliki gaya dan caranya masing-masing. Arahan berupa SOW dibutuhkan agar nantinya pesan yang dibuat tidak jauh dari konteks yang ingin brand sampaikan.
Lalu, bagaimanakah cara membuat SOW yang baik agar mudah dimengerti dan bisa tersampaikan dengan baik untuk influencer? Simak, yuk, caranya di bawah ini!
4 Cara Membuat SOW Influencer
Berikut cara membuat Scope Of Work Influencer agar mudah dimengerti:
1. Memberikan brief yang jelas
Sebuah kerja sama selalu diawali dengan pemberian brief. Yang berisi penjelasan mengenai gambaran tentang brand, produk, dan campaign yang akan dijalankan. Dengan memberikan brief yang sesuai, diharapkan nantinya influencer memahami dengan baik perannya di sebuah campaign.
Mulai dari pesan apa yang ingin disampaikan, produk apa yang akan dipromosikan, hak & kewajiban influencer. do’s and don’ts, dan bagaimana cara mempromosikannya semuanya harus sesuai dengan brief yang ada. Semakin detail arahan yang diberikan, maka target yang diharapkan bisa berpotensi untuk diraih.
2. Menentukan timeline
Jika sudah sama-sama memahami campaign yang akan dijalankan bersama. Selanjutnya penting untuk mematuhi timeline atau jangka waktu yang diperlukan untuk menjalani campaign tersebut. Biasanya, brand sudah membuat plot kapan saja influencer harus melakukan perannya.
Tentunya, hal ini sudah mendapatkan persetujuan bersama, terutama kesanggupan dari influencer untuk stick pada timeline yang ada. Kapan harus mulai melakukan post, kapan harus membuat laporan, dan kapan campaign berakhir. Dengan menjaga timeline yang ada dengan benar, sebuah campaign akan berjalan dengan baik.
3. Memberikan detail campaign
Selanjutnya, influencer perlu untuk memahami campaign lebih jauh lagi atau lebih detail. Mulai dari tujuan dibuatnya campaign, KPI, serta mood board. Terutama sebagai arahan visual dan mood untuk menyelaraskan tone dari brand dan influencer. Penting untuk dipahami, bahwa brand dan influencer memiliki caranya masing-masing dalam menyampaikan pesan.
Oleh karena itu, dengan adanya hal ini, harapannya bisa menemukan “benang merah” di antara kedua pihak. Sehingga pesan yang disampaikan bisa terasa smooth, tidak lepas dari konteks atau ciri dari pihak brand maupun influencer.
4. Memberikan guideline
Yang terakhir adalah memberikan arahan teknis.
Tentang apa saja yang harus dipenuhi saat mengunggah konten, Yang sesuai dengan platform yang akan digunakan nantinya.
Misalnya jika influencer menggunakan platform Instagram, dalam 1 campaign dia diharuskan untuk mengunggah 1 Instagram Post atau 1 Instagram Story. Selain kuota konten, pihak brand harus memberikan draft caption, hashtag yang akan digunakan sebagai identitas campaign. Akun apa saja yang harus di-tag, waktu post, dan lainnya jika dibutuhkan.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan SOW untuk influencers. Pastikan, sebelum membuatnya, pihak brand juga harus mempelajari karakter. Sang influencer yang akan diajak kerja sama agar bisa mendapatkan influencer yang paling tepat untuk menjalani campaign yang dibuat. Hal ini diperlukan agar nantinya mempermudah pembuatan SOW.
Baca juga : Nano dan Mikro influencer terbaik Indonesia versi Allstars
